FKB.COM, BANGKA – Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan segera menindaklanjuti adanya keluhan salah satu keluarga pasien penderita sakit jantung yang diduga tidak mendapatkan penanganan medis dengan baik oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kep. Bangka Belitung.
Akibatnya, pasien penderita sakit jantung yang diketahui bernama Riyadhi ini sudah terlambat mendapatkan pertolongan medis, dan dinyatakan meninggal dunia pada 7 Mei 2024 sekira pukul 05.10 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungailiat, Kabupaten Bangka.
“Tentu kita akan menggali informasi kalau memang terjadi kelalaian atau malpraktik, secara hukum untuk diambil tindakan apakah berupa teguran. Jadi harus ada semacam hukuman atau peringatan sesuai dengan aturan,” kata Anggota Komisi IV DPRD Babel, Aksan Visyawan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (09/05/2024).
Dalam menghadapi permasalahan ini, menurut Aksan, pihak RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kep. Bangka Belitung maupun RSUD Sungailiat, Kabupaten Bangka harus terbuka dan tidak ada tendensi apapun.
“Jadi kalau memang terjadi tidak kesesuaian prosedur oleh pihak rumah sakit (RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno-red), saya berharap pihak manajemen rumah sakit tersebut mengambil tindakan. Nanti saya juga akan meminta pihak rumah sakit membuat kronologi dan laporan agar tidak terjadi salah paham,” ujarnya.
“Kita akan terus usut sampai jelas, nanti baru kita akan adakan tindakan yang sesuai dengan apa kesalahannya. Tentu saya ikut prihatin kalau sampai (pasien Riyadhi-red) meninggal dunia. Harusnya kan (ditangani-red) lebih komprehensif, sakit nya apa, apalagi sampai dua kali kontrol, sampai yang ketiga di rumah sakit lain, kenapa harus terlambat,” sesalnya.
Diberitakan sebelumnya, pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kep. Bangka Belitung kembali mendapat keluhan dan kritikan dari keluarga pasien yang hendak rawat inap.
Kali ini keluhan datang dari pihak keluarga pasien Alm. Riyadhi warga Desa Baturusa Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
Pasalnya, menurut Dedi selaku pihak keluarga pasien, dirinya sempat membawa adiknya untuk berobat lantaran merintih kesakitan.
“Adik saya Riyadhi merintih kesakitan datang ke rumah minta pertolongan, Senin (7/5/24) pagi. Dia bilang Bang (Dedi-red), tolong ku bang, dada ku sakit, tolong bang pinggang ku juga sakit tolong bawak ku ke rumah sakit, aku dak tahan lagi dak kuat lagi bang,” kata Dedi menirukan ucapan adiknya saat Riyadhi mendatangi rumahnya, Rabu (09/05/2024).
“Hari itu, sekira Jam 07.30 WIB, saya pun membawanya ke Puskesmas Baturusa. Sampai di Puskes, keadaannya sudah keringat dingin bercucuran membasahi bajunya,” sambung Dedi.
Menurut petugas Puskesmas, lanjut Dedi, adiknya diduga sementara mengalami gangguan jantung soalnya sudah mengeluarkan keringat dingin.
“Tapi kata petugas, untuk memastikan harus dirujuk ke Rumah Sakit Air Anyir (RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno-red) soalnya Puskesmas alat nya tidak lengkap,” terang Dedi.
Sekitar Jam 08.00 WIB pagi, lanjut Dedi, dia pun membawa adiknya ke rumah sakit Air anyir dengan menggunakan mobil ambulance dari Puskesmas Baturusa.
Setibanya di rumah sakit Air Anyir sekira pukul 09.00 WIB, pasien Riyadhi langsung masuk ke ruang IGD dan ditangani oleh dokter perempuan.
“Sewaktu ditanya dokter apa – apa saja keluahanya. Pasian pun menjawab kalau dadanya sakit, pinggang terasa nyeri dan kakinya ngilu,” cerita Dedi.