Tidak mau berhasil sendiri, Nurlita kemudian memberdayakan tetangga di desa untuk ikut menjadi perajin kain Songket bersamanya.
Saat ini, setidaknya ada sekitar 200 perajin kain Songket yang menjadi binaan Nurlita dan di bawah nama “Elita Songket”. Tak hanya itu, Elita juga menjadi penjamin para perajin tersebut untuk mendapatkan pinjaman modal KUR dari Bank Sumsel Babel.
Selain itu, setelah mendapatkan pendampingan dari Bank Sumsel Babel pemasaran Songket tersebut mulai dikenalnya melalui platform media sosial seperti Intagram, Facebook, TikTok, dan sejumlah marketplace lainnya.
“Alhamdulillah penjualan sudah ke beberapa daerah lain di luar Sumsel. Seperi ke Medan, Jakarta, Bandung, hingga ke Malaysia,” katanya.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin, mengatakan KUR UMKM merupakan bagian dari upaya Bank Sumsel Babel untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Jadi pelaku UMKM tidak hanya diberikan modal, tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk bisa berkembang dan memasarkan produknya,” katanya.
Tujuannya, agar para pelaku UMKM lokal khususnya di wilayah Sumsel dan Babel dapat “naik kelas” sehingga dapat turut berperan memajukan perekonomian, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat.
“Kami berharap KUR yang disalurkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dan menjadi contoh bagi UMKM lainnya untuk terus berkembang,” katanya.(Rel)