BATURUSA – Devi Harisandi alias Cong Pi anggota BPD Baturusa tak terima dirinya dimuat dalam pemberitaan terkait program ketahanan pangan Desa Baturusa.
Bahkan Cong Pi mengancam akan menuntut wartawan media ini lantaran tak terima jika dia ditulis sebagai ketua Kelompok. Meski pun wartawan media ini sudah memintanya untuk memberikan hak jawab sebagaimana aturan yang telah ditetapkan Dewan Pers terkait sengketa pers.
Menurut Cong Pi, dirinya bukan ketua kelompok penerima bantuan Kambing dari Pemdes Baturusa tahun 2023.
“Ade Proposal bukti a, ka jangan sekenak kenak a. Hebat ka buat berita,” tantang Cong Pi via whatsapp, Sabtu (27/7/24).
Saat dimintai hak jawab terkait pemberitaan yang dia nilai tak jelas, Cong Pi justru menolak dan mengancam akan menuntut balik, bahkan mengajak bertarung di atas ring.
“Berita dak kelas k ne. Ade bukti dak ku ketua kelompok. K nuntut ku. K ku tuntut balik, ” ancamnya.
“Ku dak sua ngusil hidup orang ape agik idup k (ku tidak pernah mengganggu hidup orang terlebih hidup kamu). Mun ki renyek kik ko kite di ring, ” kata tulis Cong Pi.
“Dak perlu k revisi ge ku dak ape2, ” timpalnya.
Sementara itu, hasil penelusuran informasi mendapati jika proposal bantuan kelompok ternak kambing tertulis sebagai ketua adalah Mertua Cong Pi sendiri.
“Mertua Cong Pi,” ungkap salah satu perangkat Desa Baturusa saat ditanya soal ketua kelompok penerima bantuan kambing.
Diberitakan sebelumnya, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan desa, seperti membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan melakukan pengawasan kinerja kepala desa.
Namun bagaimana fungsi BPD Baturusa? Sudah sesuaikah fungsinya sebagai pengawasan kinerja kepala desa?
Hal itu dipertanyakan oleh sejumlah warga Baturusa, diantaranya Marta. Menurut Ata sapaannya, BPD Baturusa dalam pengawasan terhadap kinerja Pemerintahan Desa Baturusa tidak maksimal dan banyak kejanggalan.
“Banyaknya dugaan kongkalikong terhadap proyek Desa Baturusa bukan untuk pengawasan justru ikut serta dalam bermain program proyek desa,” ungkap Ata, Jumat (26/7/24).
“Saya ambil contoh misalnya, tahun 2023 ada lanjutan program kelompok hidroponik bantuan dari pupuk sampai perlengkapan hidroponik itu macet semua dan tidak berjalan,” sambungnya.
Demikian juga, kata Ata, ayam hulu (kampung) sebanyak 3000 ekor berikut kandang dan pakan. Ayamnya justru semuanya mati.