Robert Bonosusatya yang ke 17 Atau ‘Pangeran Disney’ Pasang Badan..??

by -

Editorial
Oleh : Rudi Syahwani
Pemimpin Redaksi

Saya sengaja datang sendiri ke Kantor Kejaksaan Agung RI pada Senin (1/4/24) siang, guna mengikuti perkembangan perkara dugaan tindak pidana korupsi tata kelola komoditi Timah di IUP PT, tahun 2015-2022. Ada info penting soal perkembangan penyidikan, yakni ‘big fish’ yang sudah santer disebut, yang diduga menjadi dalang Tipikor tata kelola komoditi Timah di IUP PT Timah.

Dari bandara saya langsung ke ‘Mabes Adhiyaksa’ di daerah Kebayoran Jakarta Selatan, dan masih sempat door stop dengan Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung RI, Kuntadi. Hasilnya, saya mendapatkan jawaban kongkrit, bahwa Robert Prianto Bonosusatya alias Robert Bono menjalani pemeriksaan sejak Senin pagi.

Belum banyak keterangan yang dapat diterangkan oleh Direktur Penyidikan, Kuntadi SH dalam kesempatan ini. Namun setidaknya ini sebuah kemajuan baru yang semakin mendekati puncak. Pasca ‘dikirimnya’ Harvey Moeis ke Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung pada Rabu (27/3/24) lalu. Publik mulai ramai menyoroti sosok Robert Bonosusatya sebagai orang yang selama ini berada di belakang sang ‘Pangeran Disney.’

Nama Robert Bonosusatya (RBs) mendadak ramai jadi perbincangan, bahkan sejumlah pihak sampai meragukan Kejaksaan Agung memiliki keberanian menjerat warga Trunojoyo tersebut. Maklum, Robert Bonosusatya dikenal sebagian kalangan sebagai raja 303 yang sempat disebut-sebut dalam kasus Sambo.

Soal ketiadaan hubungan legalitas antara Robert Bonosusatya terhadap PT Refined Bangka Tin (RBT), sebagaimana dikatakan oleh Kuntadi, tentu tak beda dengan Harvey Moeis dan si crazy rich PIK, Helena Lim. Kedua tersangka nomor urut 15 dan 16 ini sama sekali tidak ada hubungan legal standing terhadap PT. RBT. Namun buktinya penyidik mampu membuktikan bahwa Harvey Moeis merupakan perpanjangan tangan dari smelter swasta terbesar di Babel tersebut.

Artinya bukan tidak mungkin Robert Bonosusatya kemudian mengambil posisi ke 17 dalam daftar tersangka dugaan mega korupsi tata kelola komoditi Timah di IUP PT Timah ini. Apalagi jika menilik sikap Kuntadi selaku Direktur Penyidikan, bahwa pihaknya tidak mau berasumsi atau berandai-andai dalam proses penyidikan ini. Ini pun sebuah sinyal bahwa pihaknya benar-benar melakukan pendalaman data secara akuntabel, meski Robert Bonosusatya tidak terhubung secara legal formal dalam tubuh PT. RBT.

Yang jelas atas pernyataan Kuntadi bahwa pihaknya tidak mau berasumsi dan berandai-andai terhadap proses hukum, merupakan sebuah kesimpulan bahwa pemanggilan dan pemeriksaan Robert Bonosusatya tentunya bukan karena ramai dibicarakan, akan tetapi karena memang sudah ada indikasi yang ditemukan berdasarkan data dan bukti.

Hingga pukul 17.15 WIB Senin petang ini, disela-sela menanti saat berbuka puasa, Robert Bonosusatya masih belum terlihat keluar dari gedung Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer (Jampidmil), tempat di mana Robert Bonosusatya menjalani pemeriksaan.

Atas semua pandangan redaksi ini, mungkinkah Kejaksaan Agung berhasil menjerat Robert Bonosusatya yang diduga dan disebut-sebut merupakan ‘sang dalang’ yang selama ini berada di belakang Harvey Moeis..?? Atau sang Pangeran Disney siap pasang badan…??(**)