“Jadi itu wajar dalam politik. Setiap lawan selalu mencari-cari kekurangan, bahkan jika tidak ada, ia mencari sesuatu di luar dari kenyataan demi menyudutkan lawan politiknya,” terang Ketua Umum IMO-Indonesia itu.
Yakub menambahkan bahwa publik tanah air sudah jauh lebih pintar untuk sekadar disuguhi narasi ataupun isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Kita harus kembalikan semua kepada hukum yang ada. Jika memang seseorang benar tersandung kasus, maka ada mekanisme yang mengatur itu. Dalam hal kepemiluan, regulasi mengharuskan seseorang untuk tetap mendapatkan hak politiknya selama momentum itu masih diberikan untuknya. Jadi dalam hal ini, kita mesti percayakan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan tugasnya tanpa diintervensi oleh opini publik ataupun lainnya,” ujarnya.
Yakub optimistis bahwa pasangan Erzaldi-Yuri akan mampu melewati badai isu dan berbagai opini negatif yang ditujukan kepada mereka.
“Saya yakin mereka bisa melewati rintangan ini dan keluar sebagai pemenangnya,” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa apapun perkara hukum yang kini sedang ia jalani adalah bagian tak terpisahkan dari risiko jabatan. Sehingga, itu tidak mesti dicampuradukan dengan masalah kepantasan yang bersangkutan untuk kembali memimpin.
“Soal masalah hukum itu adalah bagian dari risiko jabatan. Hukum lah yang akan membuktikan kebenarannya,” katanya.
Tugas kita sebagai masyarakat, kata Yakub, ialah memberikan kesempatan kepada siapapun yang tersandung persoalan hukum untuk melakukan pembelaan diri. Sebab, kata dia, itu adalah hak yang tidak bisa dikurangi sedikitpun dengan alasan apapun.
“Intinya, beliau masih sangat layak dan pantas untuk mengemban amanah yang diberikan,” pungkasnya.(Rel)