Dikatakan Kades Baturusa, bahwa dari pihak Desa sudah pernah menyurati Jeck, namun alasannya tanaman sawit itu untuk masyarakat.
“Ku denger informasi Bos Jeck nanam sawit untuk masyarakat tapikan masyarakat yang mane di sini Banyak masyarakat? tanya Junay.
Sementara itu Kadus Yuyu yang mengakui diberi tugas oleh Jack untuk menyampaikan ke Kades Baturusa terkait kegiatan penggarapan lahan desa tersebut, justru mengklaim jika dirinya sudah memberitahukan ke Kades Junaidi terkait penggarapan lahan desa tersebut.
“Jeck melalui ku (saya), sudah ku lapor ke kades masalah awal cerita lahan Desa tu. Jeck bilang dibersih lah dan diambilah sampah (humus). Nah sudah dibersihkan Jeck, lah (sudah) permisi ke Kades melalui ku, setelah dua minggu kata Bos jeck sayang lahan ni. Kusong along kite tanam sawit. Pacak kite bagi hasil,” cerita Kadus Yuyu.
“Jeck minta saya sampaikan ke kades. Ki tolong sampaikan ke kades. Kata Jack, akhirnya langsung kusampaikan ke Kades. Salah kades ngape (kenapa) dak disampaikan ke BPD langsung waktu tu,” kata Kadus Yuyu sesalkan sikap Kades.
Terpisah, Marta seorang warga Baturusa mengungkapkan keprihatinannya atas penggarapan lahan desa yang ditanami sawit itu. Menurutnya, pihaknya selaku masyarakat sudah pernah menyampaikan permasalah tersebut ke pihak desa.
“Kami sebagai masyarakat sudah pernah menyampaikan permasalahan lahan Desa yang ditanam sawit. Dulu ada tambak ikan dan sekarang sudah rata ditanam sawit oleh Bos Jeck. Ini semua sudah kami lapor namun sayang tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak Desa, dan saat kami melapor permasalahan tersebut ke Desa hanya didenger tidak ada tindak lanjut oleh Desa. Terus terang kami sebagai masyarakat mengaku sangat kecewa dengan sikap mereka,” sesal Atha sapaannya.
Sementara hingga berita ini diturunkan, masih diupayakan konfirmasi ke pihak Jack seorang pengusaha Baturusa yang diketahui banyak berkecimpung di bisnis timah ilegal ini. (Tim)