5. Kemitraan dengan Perusahaan Besar dan Pemerintah: Jalin kerjasama dengan perusahaan besar dan pemerintah untuk menyediakan akses pada program kompetisi, pembiayaan, serta peluang pasar bagi kaum milenial. Kemitraan ini bisa berbentuk program magang, kompetisi karya, atau dana hibah untuk ide-ide kreatif yang inovatif.
6. Festival dan Ajang Pameran Karya: Adakan acara seperti festival seni, pameran, dan market day khusus untuk menampilkan karya-karya milenial. Event ini akan membuka peluang bagi mereka untuk dikenal publik, menarik minat investor, serta membangun jaringan profesional.
7. Kampanye dan Dukungan Produk Lokal: Bangun kesadaran masyarakat untuk mendukung produk-produk lokal dari kaum milenial. Dengan kampanye “Beli Lokal”, pemerintah atau pihak swasta bisa meningkatkan apresiasi terhadap produk ekonomi kreatif yang dibuat oleh anak muda.
8. Pengembangan Pendidikan Kreatif dan Kurikulum Inovatif: Integrasikan program pendidikan ekonomi kreatif dalam kurikulum sekolah atau perguruan tinggi. Pendidikan yang mendukung kreativitas akan menyiapkan milenial untuk lebih siap berkarya di sektor kreatif setelah lulus.
9. Akses Pembiayaan dan Crowdfunding: Berikan akses mudah pada pembiayaan bagi kaum milenial melalui pinjaman lunak, hibah, atau platform crowdfunding. Dengan pembiayaan yang memadai, mereka dapat mengembangkan ide-ide bisnis kreatif mereka menjadi kenyataan.
10. Platform Digital untuk Karya dan Jasa Kreatif: Buat platform digital yang bisa menjadi tempat bagi kaum milenial untuk menjual karya, seperti ilustrasi, desain produk, dan konten digital lainnya. Platform ini bisa membantu mereka menjangkau pasar yang lebih luas.
“Melalui strategi-strategi ini, ekonomi kreatif dapat berkembang dengan pesat dan menjadi pilar penting dalam peningkatan ekonomi daerah, dengan kaum milenial sebagai penggerak utamanya,” pungkas Erzaldi.(rel)