“Lalu upaya kelima yang bisa dilakukan yakni diversifikasi produk hasil laut, dimana nelayan dapat meningkatkan nilai ekonomi dari hasil laut dengan diversifikasi produk, seperti pembuatan ikan asin, ikan kaleng, atau produk olahan lainnya. Produk dengan nilai tambah lebih tinggi bisa memberikan keuntungan yang lebih besar,” sambung dia.
Selain itu, upaya keenam yakni akses pembiayaan dan modal, dikatakan Erzaldi, modal yang memadai memungkinkan nelayan membeli peralatan yang lebih canggih atau memperbaiki kapal.
Maka dari itu, apabila kembali terpilih sebagai Gubernur Babel, dirinya akan merealisasikan program pembiayaan dengan kerjasama baik dari pemerintah maupun swasta dengan suku bunga rendah, sehingga dapat membantu nelayan mengembangkan usahanya tanpa harus khawatir terhadap risiko finansial yang besar.
Ketujuh, yakni pemanfaatan data dan informasi Iklim. Menurut Erzaldi, Teknologi cuaca dan prediksi iklim sangat membantu nelayan untuk merencanakan waktu dan tempat yang tepat untuk melaut.
“Dengan data yang lebih akurat, nelayan dapat menghindari cuaca buruk dan meningkatkan peluang hasil tangkapan,” tuturnya.
Terakhir, harus adanya kolaborasi dengan Pemerintah dan Komunitas Nelayan, organisasi non-profit, dan kelompok nelayan lokal sehingga melalui program-program yang telah disiapkan mampu mendukung pengembangan program pemberdayaan bagi para nelayan.
Nantinya, lanjut Erzaldi, pemerintah bisa menyediakan regulasi yang mendukung nelayan kecil dan memberikan bantuan langsung, seperti subsidi bahan bakar atau peralatan.
“Upaya-upaya ini bila dilakukan secara berkesinambungan, dapat meningkatkan produktivitas, menjaga kelestarian laut, dan memberi dampak positif bagi perekonomian nelayan serta industri perikanan di Indonesia,” pungkasnya.(rel)