“Ada lagi, kelompok kambing dibantu 15 ekor kambing berikut kandang pakan infonya juga mati 14 ekor dan 1 ekor justru dijual, ” bebernya.
Oleh karenanya, Ata meminta pihak berwenang baik itu Kejaksaan maupun Kepolisian agar melakukan pengusutan terkait penggunaan anggaran dana desa Baturusa yang terkesan disalahgunakan.
“Mohon pihak Kejaksaan maupun pihak Kepolisian dapat melakukan pengusutan terjadap penggembosan dana desa dengan bermoduskan Program Ketahanan Pangan Desa Baturusa,” pinta Ata.
Sementara dari pantauan media ini di lapangan, jika 15 ekor kambing yang bersumber dari bantuan Pemdes Baturusa itu tak satu pun ada di dalam kandang. Hal itu diakui seorang pengurus kandang, Apri. Menurut Apri, awalnya jumlah kambing keseluruhan memang ada 15 ekor. Namun 14 ekor mati semua karena sakit sisanya 1 ekor saja.
“Dan itu sudah dibeli oleh Lia orang desa, melalui Cong pi (anggota BPD, red). Soal dijual itu aku dak tau bang. Aku disini hanya ngurus merik (memberi) kambing makan,” ungkap Apri.
Terpisah, Lia saat dihubungi via whatsappnya, membenarkan bahwa dirinya yang membeli 1 kambing itu, dari ketua kelompok Cong pi.
“Duet a (uangnya) sudah ku transfer sebanyak Rp 2.800.000 bang. Ni ade buktinya, ” ungkap Lia yang juga merupakan perangkat Desa Baturusa.
Demikian juga dengan kelompok cabe yang diketuai Azar dan dua orang anggota BPD Sakban dan Emon. Saat ditelusuri di kediaman ketua kelompok cabe Azar. Istri Azar membenarkn jika suaminya merupakan ketua kelompok cabe dengan empat anggota.
“Dua di antaranya merupakan Anggota BPD Desa Baturusa yakni Sakban dan Emon,” cetusnya.
Kendati semua program bantuan ketahanan pangan yang dilaksanakan Pemdes Baturusa gagal total, namun pihak Pemdes masih terus mengadakan program ketahanan pangan hingga tahun 2024 ini. Diantaranya program ketahanan pangan kelompok ikan mujair, ikan paten dan hidroponik, serta perkebunan cabai dan ayam Boiler.
Mirisnya, BUMDES setempat tidak pernah dilibatkan dalam program ketahanan pangan yang diduga telah menghabiskan anggaran sebesar Rp250.000.000.
“BUMDES tidak pernah dilibatkan dalam program ketahan pangan Desa Baturusa dan tidak tahu hasil kelompok mau dipasakan atau dijual ke mana tidak jelas,” tandas Direktur BUMDES Pahran.
Sementara Kades Baturusa, Junaidi saat dikonfirmasi berdalih jika dirinya tak banyak tau.
“Silahkan temu PK nya, ke Lia.
Pk yang mengetahui semua di lapangan,” dalihnya.
Terpisah, Ketua BPD Baturusa sendiri mengakui jika program ketahanan pangan program ayam potong dan sapi penggemukan dari tahun 2022 – 2023 kurang berhasil.
“Katakanlah tidak berhasil. Rencana kami target tahun 2022-2023 mau kami data lagi apa programnya. Harus ada laporan dari kelompok- kelompok tersebut, berhasil atau tidak. Termasuk ayam hulu (ayam kampung ) aku denger mati semua, tidak berhasil dan kambing mati juga tidak berhasil dan itu belum ada laporan dari kelompok. Termasuk tahun 2024 mau di data ulang,” sebut ketua BPD yang baru menjabat ini. (Tim)