Mana yang Lebih Utama, Ibadah Ramadan atau Mati Sahid?

by -

Bulan ramadan selalu memberikan suasana berbeda dan berkesan dibanding bulan lainnya. Ramadan yang selalu dinantikan setiap umat Islam bahkan umat agama lain karena banyak keberkahannya. Mengapa Ramadan begitu ditunggu, apa keistimewaannya?

Keutamaan bulan Ramadan dijelaskan oleh Ustaz Aceng Karimullah dalam tayangan “Oase Hikmah” bertajuk “Memanfatkan Ramadan”. Ia menukil sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, dari Thalhah bin Ubaidillah tentang keutamaan Ramadan.

“Thalhah bin Ubaidillah meriwayatkan, ada dua pemuda yang datang dari wilayah (Arab Ba’Lam Ya’) atau sekarang daerah Yordania. Mereka datang ke Madinah untuk belajar ilmu kepada Rasul. Yang satu Katakanlah Si A sangat cekatan dan seringkali ikut berjihad sampai gugur di medan perang dan akhirnya mati syahid. Sedangkan si B meninggal setahun kemudian ditempat tidurnya sendiri, artinya tidak di peperangan”.

“Suatu malam Thalhah bermimpi berada di depan pintu surga bersama dua orang pemuda tadi. Tidak lama kemudian ada petugas surga yang keluar dan mengajak masuk terlebih dahulu si B kemudian barulah mengajak si A untuk masuk surga. Thalhah saat itu bergeming dalam hatinya, setelah mereka pasti saya yang diantar masuk surga. Kemudian datanglah petugas surga dan berkata, kamu belum waktunya pulang saja,” tuturnya.

Ustaz Aceng melanjutkan ceritanya bahwa, keesokan harinya Thalhah menceritakan mimpinya kepada para sahabatnya. Mereka sahabat merasa heran, orang yang meninggal di tempat tidurnya masuk surganya lebih dahulu dari orang meninggal saat peperangan. Keheranan mereka tidak terjawab, dan sampailah berita tersebut ke telinga Nabi Muhammad SAW.

“Rasul menjelaskan, meskipun si B meninggal tidak sahid tetapi meninggalnya menjumpai 1 Ramadan lagi. Dalam kurun waktu 1 tahun tersebut, Si B mengisinya dengan ibadah. Inilah alasan kenapa si B lebih berhak masuk surga terlebih dahulu dari si A yang mati sahid,” lanjutnya.

Ia mengajak kita semua untuk mengambil hikmah dari cerita Thalhah bin Ubaidillah tersebut. Tidak semua orang bisa menemui bulan suci Ramadan, maka dari itu manfaatkan kesempatan ini untuk beribadah sebaik-baiknya. “Alangkah ruginya orang yang mengalami Ramadan sampai Ramadan selesai dosa-dosanya belum diampuni,” pungkasnya.

Ustaz Aceng juga memberi resep dari Nabi Muhammad agar selalu bersemangat dalam beribadah. Ia menuturkan, dalam hadist riwayat Ibnu Majah menjelaskan bahwa kalau kamu ingin salat yang khusyuk, anggaplah salatmu ini adalah salat yang terakhir, “Anggaplah salat ini, kamu sedang pamitan, anggaplah setelah selesai salat ini kamu diambil oleh Allah,” ujarnya.

Resep dari Nabi Muhammad SAW ini dapat kita contoh ketika menghadapi bulan Ramadan. Ustaz Aceng mengajak untuk menanyakan pada diri kita, bagaimana kalau Ramadan ini merupakan Ramadan terakhir bagi kita? Ia berharap dengan anggapan tersebut, kita dapat memanfaatkan Ramadan dengan sebaik-baiknya. (Nabil/Wicak)

Sumber : ldii tv

No More Posts Available.

No more pages to load.