Dituding Bangunan Campur Sari, Beton Panel Kolong Retensi Mentok Banyak Ambrol Oleh CV Bangun Caka Malah Diganti Pasangan Batu

by -

Penulis: Rudy //Editor: Rudy

FKBNews.com, MENTOK, — Bangunan Proyek Kolong Retensi Mentok yang terletak di Kampung Ulu Kelurahan Tanjung Kecamatan Mentok yang dinyatakan selesai pengerjaannya akhir tahun 2023 saat ini justru menyisakan keprihatinan.

Bagian beton panel disepanjang alur sungai sejauh kurang lebih 20 meter saat ini jebol hingga ambruk dan posisinya malah diganti dengan pasangan batu.

Penggantian struktur ini dinilai memprihatinkan. Sebab menggunakan beton panel (sheet pile) untuk menahan dinding alur sungai kekuatannya dinilai jauh lebih kuat ketimbang menggunakan pasangan batu gunung.

Proyek Pembangunan Kolong Retensi Mentok merupakan proyek Dinas PUPR Provinsi Bangka Belitung. Proyek yang selesai pengerjaannya akhir tahun 2023 kemarin merupakan proyek lanjutan yang sebelumnya dikerjakan oleh PT Hersa Sukses Mandiri. Namun ditengah perjalanan pengerjaan proyek tersebut mangkrak akibatnya terjadi putus kontrak.

Proyek ini kemudian dilanjutkan oleh CV Bangun Caka dengan nilai kontrak Rp. 6.958.798.000 terhitung tanggal kontrak 4 April 2023 dengan masa pelaksanaan 240 hari serta masa pemeliharaan selama 180 hari.

Menanggapi ambrolnya beton panel pada proyek yang baru selesai pengerjaannya ini, salah seorang aktifis dan juga tokoh pemuda Mentok, Alfani MA menyatakan sikap keprihatinannya. Ia menduga proyek episode kedua yang dinyatakan selesai ini kualitasnya justru lebih rendah jauh seperti yang diharapkan.

Pendapat tersebut disampaikan Alfani, sebab dirinya bersama teman-teman yang lain pernah terlibat dalam pengawasan sewaktu proyek pertama yang dikerjakan oleh PT Hersa Sukses Mandiri dimulai.

“Kualitas bangunan pintu air dari awal beton bertulang tapi kenapa sekarang pakai batu gunung. Kami dari LSM jelas menolak. Ini proyek yang gagal pertama, pada ronde kedua mungkin speknya diganti oleh dinas dengan pasangan batu. Padahal diirigasi bangunan pertama harus kuat pakai sheet pile semua, minimal ada kelihatan tiang pancang, ini tidak terlihat sama sekali, “sesal Ketua LSM Gempar ini saat melakukan sidak, Rabu, (20/3/24).

Karena itu Alfani menilai proyek oleh kontraktor pelaksana yakni CV Bangun Caka tersebut didesain sembarangan. Akibatnya hasil pekerjaannya sangat meragukan.

“Ini memang di desain sembarangan kalau saya katakan. Ini arsiteknya sipil basah atau sipil kering? Ini bangunan campur sari, proyek dengan dana yang bagus, sheet pile yang bagus ya begini jadinya. Padahal diawal RAB sheet pile ini barang jadi (pabrikan) bukan barang buatan. Mudah-mudahan ini bakal jadi temuan karena anggarannya miliaran proyek ini, ” harap Alfani.

Disisi lain, pemasangan bronjong pada bangunan pengendalian air ini diinformasikan bukan merupakan bagian pekerjaan pemeliharaan melainkan pekerjaan yang belum tuntas.

“Pemasangan bronjong lom selesai itu bukan perawatan, tadi tu proyek lom selesai dikerjakan diam-diam itu, ” tulis sebuah pesan yang masuk.

Menanggapi tudingan ini, pengawas proyek Kolong Retensi Mentok, Hafid Maulana dikonfirmasi, Rabu, (20/3/24), membenarkan pihaknya memang menggunakan pasangan batu guna menggantikan dinding panel yang roboh sebelumnya. Hal tersebut kata Hafid sesuai item pekerjaan. Terkecuali untuk bangunan pintu air yang pengerjaannya kata Hafid menggunakan beton panel.

“Untuk beton panel yang ada di alur sungai itu bukan bagian dari item pekerjaan kita Pak. Itu panel beton bekas pekerjaan sebelum kita, ” tepis Hafid.

Sementara itu tokoh masyarakat sekitar, H Aswan turut menyatakan keprihatinannya atas kondisi robohnya beton panel proyek pengendali banjir Kampung Ulu ini. Akibatnya disinyalir proyek bernilai milyaran ini hampir kurang manfaatnya karena ketika hujan lebat pemukiman masyarakat Kampung Ulu dan sekitarnya tetap banjir.

“Sejak awal pembebasan lahan proyek ini sudah bermasalah. Tanah masyarakat dibeli murah katanya sesuai NJOP, tapi ketika saya tunjukkan NJOP saya mereka malah tidak terima katanya ketinggian. Makanya tanah saya tetap saya pertahankan sampai sekarang, ” ujar H Aswan yang menunjukkan sebidang tanah miliknya di sekitar Proyek Kolong Retensi yang sampai sekarang belum dibebaskan.