Oleh Marwan Al Ja’farip Pembelajar sejarah di Saung Budaya Bukit Betung.
Akhir akhir ini kita masih disuguhkan berita tentang perselisihan dua kubu, Forum perjuangan Pembentukan Provinsi Bangka Belitung Versi Dharma Sutomo dkk Versus versi andeska/Efendi Harun dkk. Permasalahan yang diributkan kalau kita baca hanya masalah Kubu mana ya g legal dan berhak untuk mengurusi organisasi tersebut, dan yang menarik, isi pengurus dari forum kedua kubu adalah para tokoh tokoh lama yang dulunya mereka sama- sama memperjuangkan terbentuk nya Provinsi Bangka Belitung ini.
Kalau kita lihat dari nama Forum yg di ributkan sebenar nya sudah tidak relevan lagi dengan keadaan saat ini..
Forum Perjuangan Pembentukan Provinsi Bangka Belitung..Kalau kita kaji, pembentukan provinsi apalagi yg harus di perjuangkan.. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kita sekarang ini sudah terbentuk, jangan di ulang dari Nol lagi. Mungkin yang dibutuhkan sekarang ini adalah Forum Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diisi oleh para generasi generasi milinial dan diamahkan untuk memegang tongkat estapet meneruskan perjuangan.
Akan tetapi untuk meneruskan semangat juang dari para pendiri provinsi ini baik nya di sediakan ruang bagi mereka dalam menyumbangkan pemikiran- pemikiran konstruktif guna berkontribusi pada pembangunan provinsi KBB ini.
Kemudian sebagai generasi penerus perjuangan yang diberikan tongkat estapet penerus pembangunan, juga tidak boleh lupa dengan sejarah dan tokoh tokoh para pejuang yang telah membentuk Provinsi KBB ini.
Oleh karena itu untuk mengenang jasa~jasa para pejuang pembentukan provinsi ini maka perlulah di susun kembali sejarah pembentukannya dengan rapi sekaligus dipikirkan tempat untuk mengumpulkan bukti – bukti sejarah perjuangan pembentukan Provinsi Bangka Belitung itu dalam suatu tempat berupa Museum Perjuangan.
Supaya generasi generasi berikut nya jadi tau dan mengerti bagaimana sejarah dan sepak terjang para tokoh pejuang dahulu dalam memperjuangkan dan membentuk provinsi KBB ini.
Kalau sedikit kita ingin menilik kebelakang bagaimana awal mula terbentuknya Provinsi Bangka Belitung ini. Saya pernah baca
dari sebuah tulisan yang saya lupa di media mana, terungkap kisah bahwa awal berdirinya provinsi KBB adalah obrolan ringan sekelompok pemuda dengan Wako Sofyan Rebuin di rumah dinas Wako.
Obrolan itu seperti kita lihat sekarang, telah menjelma menjadi kenyataan dengan adanya provinsi kita tercinta, yg November nanti akan memasuki usia 22 tahun.
Adalah Pak Sofyan Rebuin dan teman2 ngobrolnya itulah, yg tau persis apa dan bagaimana obrolan mereka saat itu, kopi apa yg diminum, dan gorengan apa yang dimakan.
Andai ada produser film yg berminat memfilmkan proses berdirinya provinsi ini sejak dari obrolan2 itu tentu saja menarik, dan berguna sekali bagi generasi milineal.
Hari2 ini kalau kita tanya kepada milenial perihal berdirinya provinsi ini mungkin hal-hal sederhana tentang itu pun mereka tak tahu.
Tapi itu bukan salah mereka, karena kita pun mungkin tidak pernah secara sistematis bercerita kepada mereka kisah berdirinya provinsi ini.
Sehubungan dengan pendidikan generasi muda yg keadaannya demikian, alangkah baiknya jika kita memulai mengumpulkan lagi apa saja yang terkait dengan pendirian provinsi dulu. Kalau ada yg menyimpan dokumen2 penting, mungkin bisa menyerahkan kepada semacam panitia yg dibentuk pemerintah. Baik itu dokumen resmi, foto2, bahkan coretan2 di atas kertas pun boleh. Bahkan sangat menarik, sebagaimana coretan draft teks proklamasi kemerdekaan bangsa ini. Mungkin peran para tokoh pejuang yang sedang berseteru saat ini sangat cocok bersatu kembali menagmbil peran dalam kepanitian ini.
MENJADIKAN RUMAH DINAS WALIKOTA SEBAGAI MUSEUM PERJUANGAN.
Hal yang sangat pasti, kita tentu membutuhkan tempat untuk mewadahi itu semua. Katakanlah, kita perlu museum tersendiri, yang menyimpan memori berdirinya provinsi ini. Jangan hanya ada dan mengandalkan museum Timah, yg tentu saja isinya khusus dan hanya seputar pertambangan timah di wangkadwipa ini.
Museum yg kita siapkan adalah Museum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tempatnya bisa ditentukan di mana saja.
Tapi dari kami sendiri, ada baiknya jika museum itu tak usah bangun baru, melainkan menggunakan rumah Walikota Pangkalpinang saat ini. Biarlah Pak Walikota yang pindah dan menempati rumah dinas yang baru, yang khusus dibangun untuknya.
Bukan tanpa alasan, mengapa kami mengusulkan rumah dinas Wako yg jadi museum. Salah satunya adalah kisah di mana Pak Wako Sofyan dulu ngobrol dengan pemuda2 tadi. Jadi ada momen historis yg memang terjadi di tempat itu.
Dengan menjelmanya rumah Wako sebagai museum berdirinya provinsi kita, maka jadilah ia secara batin sebagai “milik” seluruh rakyat di Bangka Belitung dan pulau2nya. Bukan hanya jadi milik warga Pangkalpinang saja. Apalagi jika kita tilik sejarahnya, rumah dinas wako itu sebetulnya memang peninggalan residen yang cakupannya adalah Bangka Belitung.
Kalau ini terwujud, mungkin bisa dimaklumilah atau bisa diterima dengan lega, jika Tugu Nol Kilometer letaknya pada posisi sekarang ini.
Tugu Nol yang berdekatan dengan Museum berdirinya Privinsi Kepulauan Bangka Belitung, tentu pemandangan yang lebih sepadan, ketimbang Tugu Nol berdekatan dengan Rumah Dinas Walikota Pangkalpinang.
Cem mane men kate ikak, sepradik?…