Belajar Mengaji Untuk Tuna Rungu, di Rumah Qur’an Darul Alshomt

oleh

Sungailiat, FKB — Berawal dari keprihatinan yang dirasakan atas tunarungu di Bangka, dan dinilai banyak yang buta akan huruf hijaiyah (tidak bisa mengaji) serta minim pengetahuan akan ilmu agama. Maka didirikan Rumah Qur’an Tuna Rungu Darul Alshomt Bangka.

Menurut Ustaz Edi, penggagas Rumah Qur’an Tuna Rungu Darul Alshomt Bangka, bahwa semata mata mendirikan rumah Qur’an Tuna Rungu Bangka Darul Alshomt, untuk membantu teman teman yang berkebutuhan khusus atau tuna rungu dalam mengenal huruf Al Qur’an,

“Saat ini ada 6 orang santri yang berusia 17 sampai 40 tahun,  belajar membaca Al Qur’an dengan menggunakan bahasa isyarat di Rumah Qur’an Tuna Rungu Darul Alshomt Bangka,” tutur ustad Edi, disela sela mengajar, Rabu (21/04/2021) di Rumah Qur’an Tuna Rungu Darul Alshomt Bangka.

BACA JUGA :  Bupati Riza Apresiasi Atas Pembangunan Hotel Sewarna Manunggal Toboali

Dijelaskan ustad Edi, sebelum mengajar Al Qur’an menggunakan bahasa isyarat, dirinya  belajar dulu  bahasa isyarat di Pondok Pesantren Daarul Ashom Jogya, yang menjadi pondok pesantren tuna rungu pertama di Indonesia, yang fokus isyarat Al-Quran di kota Toif Mekkah. Kemudian setelah mahir menguasai bahasa isyarat, mendirikan Rumah Qur’an Tuna Rungu Darul Alshomt Bangka. Tepatnya pada bulan Februar 2021 didirikan rumah quran tunu rungu, bertempat di jalan Stasiun IX, Kelurahan Surya Timur, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.
” Belajar disini tidak dipungut biaya, geratis.  Karena tujuan kita dan kawan kawan lainnya disini, hanya untuk membantu anak anak tuna rungu ini bisa mengamalkan agama layak nya seperti orang normal,” ujarnya.

BACA JUGA :  Kepemimpinan Riza Debby Kembali Ukir Prestasi Bidang Perlindungan Pekerja

Ditambahkan ustad Edi, sejauh ini mereka (santri) yang belajar disini  sudah bisa menghafal huruf Al Qur’an dengan bahasa isyarat hingga ada yang sudah hafal surat Annas. Selain mengajar mengaji, Rumah Qur’an Tunarungu Darul Alshomt Bangka juga membuka program lainnya seperti Tahfizh, Fikih, Hadist, Dakwah. Tak cuma itu saja, rumah Qur’an yang dimaksud juga memiliki program lainnya pelajaran aqidah, sirih nabawiyah, serta bahasa Arab dan bahasa Inggris.

“Jadi masyarakat jangan takut soal legalitasnya, karena kita sudah lapor ke Kemenag Bangka atas kehadiran rumah Qur’an tuna rungu ini dan mereka sangat mendukung,” pungkasnya. (heru sudrajat)