Ini Penjelasannya, KIP Tak Separah Seperti yang Dibayangkan Nelayan

oleh
RDP membahas pro kontra kapal isap produksi.

Forumkeadilanbabel.com, MUNTOK, — Kehadiran Kapal Isap Produksi (KIP) yang beroperasi di wilayah Izin Usaha Produksi (IUP) PT Timah, TBK ternyata tidaklah separah seperti yang dikuatirkan kebanyakan nelayan.

Sebab setiap rencana pengoperasian KIP di wilayah kerjanya sudah melalui kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Faktanya lagi ternyata, KIP tidak menggunakan bahan kimia pada setiap menambang. Namun hanya menggunakan pencucian timah dengan air laut dan itu bukan termasuk tailing seperti istilah kebanyakan orang.

Penjelasan ini disampaikan Kepala Bidang Pengawasan KIP Bangka , Ronanta Siagian didampingi Kepala Bidang Pengawasan KIP Bangka Barat, Garta dalam acara dengar pendapat dengan perwakilan nelayan Desa Belo Laut Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat, Kamis, (3/12/2020). Pertemuan yang difasilitasi DPRD Bangka Barat kemarin juga menghadirkan Kepala OPD Bangka Barat terkait termasuk unsur Muspida.

BACA JUGA :  Buka MUSRENBANG RPJPD, Wabup Debby : Kita Harus Miliki Visi yang Jelas dan Visioner tentang Masa Depan Daerah

Dilanjutkan Ronanta, PT Timah, TBK pada prinsipnya sangat intens mencermati terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan pada setiap pengoperasian Kapal Isap Produksi di suatu wilayah kerjanya. Mulai dari tingkat kekeruhan air, hal ini melibatkan juga dinas lingkungan hidup terkait. Bahkan menurutnya, masyarakat diberi kesempatan untuk melihat langsung terhadap tingkat kekeruhan yang dihasilkan dari KIP yang beroperasi.

“Sebelum KIP beroperasi sekitar bulan September kita sudah mengambil sampel di Belo Laut. Nanti setelah 2 minggu kita ambil lagi dan ini melibatkan dinas lingkungan hidup,” jelas Ronanta yang hampir tanpa sanggahan peserta RDP.

Ronanta lalu mencontohkan pengoperasian KIP di laut Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka. Pada saat KIP beroperasi menurutnya, banyak kemudian plankton (hewan kecil) yang keluar yang itu menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan yang besar. Artinya menurut dia, ketika KIP beroperasi tidak justru mengurangi ikan malah mengundang ikan-ikan besar keluar .

BACA JUGA :  Hadiri Safari Ramadan di Beltim, Pj Gubernur Safrizal Sampaikan Beberapa Hal Penting

“Kami tak bisa memungkiri yang namanya nambang merubah bentang alam. Tapi disini ada jaminan reklamasi mengembalikan lingkungan seperti peruntukannya,” tutup Ronanta. (Rudy).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.