Anggota DPRD Babel, Rina Tarol Minta Proyek Pengadaan Bibit Lada Senilai 50 Milyar Diusut

oleh
Rina Tarol

Pangkalpinang, FKB — Proyek pengadaan bibit lada yang bernilai fantastis yakni 50 milyar rupiah oleh Dinas Pertanian Babel tahun 2019 tuai sorotan.

Pasalnya proyek ini dinilai gagal total karena banyak bibit lada yang mati.
Hingga saat ini masyarakat yang menerima bantuan bibit lada menelan kekecewaan mendalam.

Wakil sekretaris Komisi III DPRD Babel, Rina Tarol yang dikenal cukup vokal dalam menyuarakan aspirasi masyarakatnya mengatakan jika proyek pengadaan bibit lada yang menelan dana 50 Milyar ini harus diusut oleh aparat yang berwenang lantaran banyak bibit lada yang mati sehingga dugaan muncul jika bibit lada tersebut tidak sesuai spek.

“Masalah bibit lada yang 50 miliar (anggaran-red) oleh gubernur, kan kenyataannya bibit lada di Bangka Selatan itu banyak yang mati, jadi aparat yang berwenang coba selidiki,” kata Rina Tarol saat diwawancarai di ruang Rapat Komisi III DPRD Babel beberapa waktu lalu.

BACA JUGA :  Pimpin Kegiatan Baznas, Wabup Debby Ajak Seluruh Elemen Masyarakat untuk Menunaikan Zakat

Rina Tarol menegaskan pihak kepolisian harus menyelidiki kualitas bibit lada yang banyak mati tersebut.

“Sesuai tidak dengan bibitnya, sesuai tidak dengan spek bibit yang sudah diharuskan, karena nilainya besar loh 50 miliar, tidak sedikit itu,” tegasnya.

“Jangan pula ada bibit tapi bibit nggak karuan, kasihan petani, bibit sudah dipelihara, ternyata mati, hasilnya tidak maksimal,” timpal politisi PDIP ini.

Selain itu, ditegaskan dia, penyediaan bibit lada ini jangan dijadikan komoditas politik terutama pada momen menjelang Pilkada 2020.

“Jangan pengadaan bibit lada ini dijadikan komoditas politik oleh para penguasa, kita kan menolong masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Juaidi saat dikonfirmasikan mengatakan berita yang ditulis wartawan sudah lama.
” Berita ini sudah lama pak. Dan sudah kami tanggapi di beberapa bulan yang lalu,” tulis Juaidi melalui pesan whatsaap, Rabu (13/5/2020).

BACA JUGA :  Usai Diperiksa Jaksa, Mantan Gubernur Erzaldi Sebut Dirinya Dipanggil untuk Klarifikasi soal Perizinan

Juaidi juga membantah jika anggaran dana yang dikucurkan bukan Rp 50 miliar.
“Nanti hubungi pak Erwin, PPK kegiatannya. Setahu saya dananya tidak sebesar itu, kegiatan ini dibiayai dari APBN. Bibit yang diserahkan sudah sesuai spek dan jika tidak, maka bibit tidak bisa disertifikasi. Pada saat penyerahan bibit sudah diterima dengan baik oleh petani, dan jika tidak sesuai spek atau mati diberikan waktu 1 minggu untuk diklaim dan akan diganti,” sangkalnya.

Bahkan Juaidi menyangkal kalua kegiatan bantuan bibit lada tahun 2019 ada muatan politiknya.

“Kegiatan ini tidak ada hubungannya dengan politik, ini program nasional yang bertujuan untuk mengembalikan kejayaan rempah diantaranya lada. Sedangkan selaras dengan prioritas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu untuk mengembalikan kejayaan lada melalui bantuan benih untuk meningkatkan luas areal tanam, dan juga untuk merehabilitasi kebun2 lada yang rusak. Jika ada bibit yang terlambat ditanam oleh petani hal ini diluar kemampuan pengendalian kami. Namun kedepan, distribusinya akan disesuaikan lagi dengan musim karena tahun 2019 yang lalu musim kemarau cukup panjang,” urainya.

BACA JUGA :  Wabup Debby Wakili Bupati Riza Sampaikan Laporan LKPJ Tahun 2023 dalam Rapat Paripuran DPRD Basel

Dihubungi terpisah, H Duk, sebagai pihak kontraktor pengadaan bibit hingga berita ini diturunkan belum mau memberikan klarifikasi. H Duk yang dikenal sebagai kontraktor spesialis pengadaan bibit lada dan yang paling sering mendapatkan kegiatan proyek pengadaan bibit lada dari Provinsi Kep. Babel ini lebih memilih bungkam meski sudah diupayakan konfirmasi melalui sambungan telepon maupun pesan whatsaap.

Demikian juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Pengadaan Bibit Lada, Erwin Krisnawinata masih diupayakan konfirmasi termasuk pihak Tipikor Polda maupun Pidsus Kejati Babel untuk responnya terkait permintaan dari anggota DPRD Babel, Rinal Tarol agar aparat yang berwenang menyelidiki pengadaan bibit lada yang bernilai fantastis tersebut. (tim)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.