Rangkul Berbagai Pihak, Pemprov Babel Siap Hadapi Tantangan Ekonomi di Tahun 2020

oleh

PANGKALPINANG – Pemprov. Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyelenggarakan rapat koordinasi High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui video conference, Selasa (12/5/20) di Ruang Rapat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

Rapat ini dipimpin oleh Wakil Gubernur Kepulauan Babel, Abdul Fatah dengan peserta rapat yang terdiri dari bupati/wali kota se-Babel, sekda kabupaten/kota se-Babel, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Prov. Kep. Babel, Kepala BPS Prov. Kep.Babel, Kepala Dinas Teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Sumatera.

Dalam sambutannya, Wagub Abdul Fatah mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan di 2020, telah dilakukan sinergi yang kuat antara pemerintah, BI ,OJK, dan LPS yang lebih menekankan pada kesehatan, jaring pengaman sosial, stimulus pajak, dan KUR serta program pemulihan ekonomi nasional.

BACA JUGA :  Keluarkan Rekomendasi ke Perusahaan Swasta, Kejati Babel akan Periksa Mantan Gubernur Erzaldi

“Kebijakan itu ditempuh melalui stimulus fiskal, dalam pelonggaran kebijakan defisit fiskal, pelonggaran likuiditas perekonomian dan relaksasi/restrukturisasi kredit, dengan harapan dapat menahan laju perlambatan pertumbuhan ekonomi Babel di tahun 2020 dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di tahun 2021,” ungkapnya.

Wagub Abdul Fatah juga menyampaikan apresiasi terhadap seluruh jajaran yang tak terpisahkan atas segala kerja keras yang dilakukan dalam membangun pertumbuhan ekonomi dan ingin mencoba merangkul semua pihak agar berpartisipasi aktif mengawal momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, dengan memperkuat sinergi, meretas batas, dan bekerja sama menjadikan Babel lebih baik lagi.

Wagub Abdul Fatah dalam paparannya mengemukakan beberapa permasalahan terkini terkait pengendalian inflasi di tengah pandemi Covid-19, di antaranya terbatasnya ekspor perikanan tangkap ke Malaysia dan Singapura sehingga pasokan ikan melimpah. Menurunnya minat masyatakat untuk melakukan perjalanan menggunakan transportasi umum, pengurangan frekuensi penerbangan menjadi satu kali sehari yang membatasi permintaan masyarakat terhadap komoditas angkutan udara, serta rendahnya daya beli masyarakat.

BACA JUGA :  Tanpa Kompromi, Kejati Sikat Sang Mafia Tanah Frangky

Untuk mengatasi permasalahan itu, Pemprov Babel telah melakukan beberapa upaya seperti monitoring rutin harga sembako, perkuat sinergi program yang erat bersama TPID kabupaten/kota dan melakukan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) untuk kelancaran distribusi pangan, penyebaran informasi pasar murah dan operasi pasar, tingkatkan sinergi TPID dengan satgas pangan, mengedukasi dan berkomunikasi yang efektif ke masyarakat, serta mendorong ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi secara mandiri untuk menjamin ketahanan pangan.

Selain langkah-langkah di atas, Wagub Abdul Fatah juga menegaskan perlunya melakukan upaya 4K sebagai upaya pengendalian inflasi di tengah pandemi Covid-19 yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta melakukan komunikasi efektif.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Prov. Kep. Babel, Tantan Heroika mengatakan bahwa inflasi Bangka Belitung pada 2020 ini berada pada rentang nasional 2-3% dengan potensi bias ke bawah karena turunnya permintaan, namun menurutnya angka inflasi Babel ini merupakan angka terendah se-Sumatera.

BACA JUGA :  Kasus Dugaan Mafia Tanah, Kejati Babel akan Periksa Mantan Gubernur Erzaldi

Penulis : Lisia Ayu
Foto : Iyas Zi
Editor : Listya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.