Forumkeadilanbabel.com, Pangkalpinang — Salah satu pelaku usaha wisata bawah laut Bangka Belitung, Nakayama mengatakan kerusakan alam bawah laut baik terumbu karang dan biota laut di Babel rusak parah akibat aktifitas tambang laut oleh Kapal Isap Produksi (KIP) yang saat ini bermunculan di laut Babel.
Hal ini dikatakannya berdasarkan pengalaman Nakayama selama 10 tahun, dirinya sudah mengeluti usaha wisata bawah laut. Menurut Nakayama dulu banyak sekali lokasi-lokasi yang sangat bagus untuk dikunjungi oleh wisatawan dosmestik dan internasional yang datang untuk menikmati panorama alam bawah laut yang sangat bagus dan para wisatawan pun sangat senang.
“Ketika mereka kembali lagi bersama teman-teman mereka untuk berwisata dilokasi tersebut namun mereka merasa kecewa karena apa yang mereka lihat dahulu sudah tidak ada lagi dan sudah hancur akibat adanya aktifitas kapal isap produksi (KIP),” ungkapnya menirukan komplin wisatawan kepada dirinya, saat ditemui disebuah kedai kopi Pangkalpinang, Senin (30/12).
Tidak hanya itu saja, ia juga menyebutkan dulu waktu itu KIP belum sebanyak seperti saat ini, itu pun sudah hampir 30 % kerusakan alam bawah laut, kalau sekarang kita sudah tidak bisa perkirakan berapa banyak terumbu karang dan biota laut yang rusak.
“2008 dulu banyak wisatawan luar negeri seperti Prancis, Thailand, dan termasuk wisatawan Indonesia sendiri sering mendatangi lokasi karang kering Kabupaten Bangka yang terumbu karangnya sangat bagus, tapi satu tahun berlalu mereka datang kembali terumbu karang tersebut sudah rusak parah. Setelah diperiksa dilokasi tersebut terdapat KIP yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi tersebut,” terangnya.
Nakayama yang juga memegang lisensi Dive Master Scuba School Internasional menyebutkan jika program tranplantasi karang yang dilakukan oleh PT. Timah dan mitra-mitranya itu hanya serimonial saja.
“Kalau ada program tranplantasi karang PT. Timah dan Mitranya, itu hanya “Serimonilal” karena proses perawatan untuk kegiatan tersebut harus konsisten dan dibutuhkan waktu yang sangat lama kira kira 10 tahun, makanya belum ada hasil yang jelas dan tidak sebanding dengan kerusakan yang diakibatkan oleh aktifitas KIP di Laut Babel.” tegas pria yang juga sering menjadi nara sumber diberbagai seminar wisata bawah laut baik di Babel maupun didaerah lain.
Oleh karenanya, Nakayama berharap ada perhatian pemerintah daerah baik di Kabupaten Bangka dan Provinsi Babel agar lebih fokus merawat dan menjaga aset wisata bawah laut yang dinilai sangat bagus dan menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan dosmestik maupun internasional seperti di brosur brosur yang mereka tawarkan.
“Promosi Pariwisata yang ditawarkan melalui brosur-brosur dan iklan-iklan begitu indahnya terumbu karang di laut Bangka. Sayang itu semua hanya foto dan kenyataannya sudah banyak yang rusak akibat aktifitas KIP yang semakin merajalela di Laut Bangka,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, FKB masih dalam upaya melakukan konfirmasi ke pihak terkait lainnya. (Yuko).