Membedah Buku “Lima Abad yang lalu Orang Bangka sudah di Lingga” Karya Said Barakbah Ali, Fakta Ternyata Orang-orang Bangka Pertama Kali Bermukim disana

oleh

 

FORUMKEADILANBABEL.COM, LINGGA, –Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lingga Kepulauan Riau, menyelenggarakan Kegiatan Bedah Buku yang berjudul: “Lima Abad Lalu Orang Bangka Sudah di Lingga”.
Buku ini di tulis oleh Drs. Said Barakbah Ali, M.M.Pd. dan Drs. Abdul Haji. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Daerah Lingga DR. Juramadi Esram , SH, MH, di balai pertemuan, Siak Lingga Kepulauan Riau, Selasa, (16/4/2019).

Dalam kegiatan Bedah Buku ini bertindak sebagai narasumber para penulis buku dan Drs. H. Akhmad Elvian yang merupakan Sekretaris Lembaga Adat Melayu Kepulauan Bangka Belitung.

Buku ini membahas tentang hijrahnya orang -orang Bangka dari Pulau Bangka ke Lingga serta sebaliknya orang-orang Lingga ke Pulau Bangka.

Menurut panitia penyelenggara kegiatan, masalah ini penting di bahas, karena keberadaan orang Bangka di sana cukup dominan dan cukup memberi warna dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Lingga, baik di bidang budaya , ekonomi, maupun politik.

 

Penulis buku Drs .Abdul Haji menjelaskan bahwa orang Bangka pertama ke Lingga pada abad ke -15 yakni 300 tahun atau 3 Abad sebelum Sultan Mahmud Riwayat Syah memindahkan pusat kerajaan ke Daik Lingga dari Riau. Sultan Mahmud kemudian pindah ke Daik Lingga pada Abad ke 18.

Hingga sekarang 2018, orang Bangka di Lingga jumlahnya sudah mencapai kurang lebih 500 tahun, atau 5 Abad. Orang-orang Bangka adalah orang yang pertama kali bermukim atau membuat perkampungan di Lingga, bersama dengan keluarga Megar Kuning dari Jambi, dan orang-orang Mantang atau Baris. Mereka inilah disebut suku asli Lingga yang pertama.

Terkait sejarah ini, Budayawan Kepulauan Bangka Belitung Drs. Akhmad Elvian menjelaskan buku ini menjelaskan diaspora orang Bangka di Lingga dan juga menjelaskan tentang konstelasi politik dan ekonomi yang berkembang di kawasan Selat Bangka, Selat Malaka dan Selat Karimata pada masa hemegomoni bangsa asing kulit putih yang mulai menancapkan kuku kekuasaannya.

Tarik menarik hubungan dan pengaruh antar kekuasaan di wilayah yang dinamakan kawasan pantai-pantai niaga yang favorit. Yakni antara Kesultanan Palembang dengan Kerajaan Johor dan VOC semakin meramaikan catatan sejarah kawasan ini.

Hubungan yang erat antara Bangka dan Lingga dalam konteks politik, sosial dan ekonomi sudah terajut ketika seorang Seorang Depati dari tanah Bangka Depati Djeroek, bernama Depati Karim atau Dapati Angoer ikut membantu Panglima Raman dari Lingga berperang melawan VOC dan Palembang. Budayawan Achmad Elvian juga menjelaskan
Buku “Lima Abad Lalu, orang Bangka sudah di Lingga” menjadi amat penting karena berisi catatan sejarah dan budaya antar dua wilayah administratif pemerintahan yang berbeda.

Disaat kondisi Indonesia yang rawan disintegrasi saat ini upaya menyambungkan kembali jembatan budaya antara Bangka dan Lingga adalah contoh menarik untuk membangun dan menumpuk semangat ke-Indonesiaan. Bagi masyarakat di pulau Bangka akan diperoleh data dan informasi sejarah tentang masyarakat pulau Bangka yang berada di luar pulau Bangka. Kebutuhan terhadap sebuah tulisan sejarah dan budaya masyarakat pulau Bangka adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar, mengingat sejarah dan budaya pulau Bangka selama ini belum terekam dengan baik dalam bentuk tulisan sejarah , sehingga cerita -cerita lisan dan sastra lisan dan interpretasi-interpretasi terhadap sumber-sumber sejarah dan budaya tentang pulau Bangka begitu mudah terlupakan.

Mudah-mudahan buku ini dapat menjadi sumber edukasi, informasi, inspirasi dan rekreasi, terutama untuk menumbuhkan semangat kesadaran sejarah dan kesadaran budaya serta kecintaan generasi muda pada Bangsa dan Negara.

(Sumber: Ismail/rangkuman dari bedah buku).
Editor : Rudy

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.