Gara-gara Rakor Deadlock, Kirab Islam Nusantara Terancam Batal

oleh

 

Forumkeadilanbabel.com, Pangkalpinang – Rapat Koordinasi (rakor) Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Bangka Belitung (Babel) di Gedung Tribrata Mapolda Babel, Kamis, (4/10/2018), sedianya membahas rencana kegiatan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Babel untuk menyelenggarakan Kirab Islam Nusantara berakhir deadlock.

Rakor yang difasilitasi oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Babel tidak menghasilkan kesepakatan bersama.

Penyebabnya ditengarai Ketua GP Ansor Babel, Masmuni enggan memenuhi permintaan dari Gerakan Urang Melayu Bangka Belitung, yang terdiri dari gabungan Ormas, OKP, tokoh agama (toga) dan tokoh adat (todat) Provinsi Bangka Belitung.

Rakor yang dipimpin Kapolda Babel, juga dihadiri Danrem 045/Gaya, pejabat utama polda Babel, Ormas Front Jaga Babel (Babel), Laskar Merah Putih (LMP), Front Pembela Islam (FPI), GP Ansor, Pemuda Panca Marga (PPM) Babel, dan Permusi Muslimah Babel.

BACA JUGA :  Tanpa Kompromi, Kejati Sikat Sang Mafia Tanah Frangky

Rakorda dibuka kemudian dilanjutkan dengan diskusi dipandu moderator Sekda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yan Megawandi. Pembicaraan membahas rencana kegiatan Kirab Nusantara yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 – 13 0ktober mendati.

Kapolda Babel, Brigjen Pol Syaiful Zachri menguraikan satu persatu rangkaian kegiatan kirab nanti, termasuk di dalamnya sholat zuhur berjamaah dengan berupaya menjelaskan bahwa tidak ada yang salah dengan kegiatan tersebut.

Namun penjelasan kapolda ditanggapi Ketua Gerakan Urang Melayu Bangka Belitung, Ahmad Rizal dengan mengatakan persoalannya bukan pada kegiatannya, akan tetapi lebih kepada Masmuni dan GP Ansornya yang selama ini telah banyak menyakiti umat Islam seperti pernyataan menolak Habib Rizieq Shihab datang ke Babel, mempersekusi ulama, membubarkan pengajian, membela Ahmadiyah termasuk menyebarkan Idiologi Islam Nusantara.

BACA JUGA :  Bupati Riza Apresiasi Atas Pembangunan Hotel Sewarna Manunggal Toboali

“Saya tegaskan kembali persoalannya bukan pada kegiatannya, tapi pada Masmuni dan GP Ansornya, ” tegas Rizal.

Suasana rapat sempat berubah tegang, Yan Megawandi kemudian meminta para tokoh dan ulama berbicara kepada Ketua FKUB Babel H Kamarudin AK, Ust Ali Wafa, Ust Izzudin Zein dan semua yg berbicara. Pada intinya meminta semua pihak tetap menjaga kambtibmas di Babel, serta arahan agar tetap menjaga persatuan dan saling memahami.

“Jika ada kesalahan minta maaflah dan yang diminta maaf maafkanlah. Bersatulah, malu kita sesama umat Islam berpecah belah, ” ujar Yan.

Di sela ketegangan, kapolda berbicara dan menanyakan kepada Masmuni apakah bersedia memenuhi permintaan dari Gerakan Urang Melayu Bangka Belitung untuk membuat pernyataan maaf. Namun Masmuni justru menolak dengan alasan bahwa mereka telah meminta maaf terkait penghinaan terhadap Habib Rizieq Syihab.Permintaan maaf kata Masmuni disampaikan dari hati bukan karena paksaan.

BACA JUGA :  Buka MUSRENBANG RPJPD, Wabup Debby : Kita Harus Miliki Visi yang Jelas dan Visioner tentang Masa Depan Daerah

Enam poin permintaan maaf yang tidak ditanggapi Masmuni inilah yang kemudian membuat rapat menjadi deadlock.

Karena tidak ada kesepakatan, Kapolda Babel selanjutnya akan berkonsultasi dengan Forkopimda untuk apakah kirab akan diberikan izin kegiatannya atau tidak.

 

(*.*/Editor: Rudy).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.